Pemerintah Punya Strategi Kejar target Realisasi Investasi 2023


 Pemerintah memiliki target realisasi investasi sebesar Rp 1.400 triliun pada tahun 2023. Dalam hal ini, pemerintah fokus pada hilirisasi untuk menggenjot realisasi investasi, termasuk kawasan industri yang ramah lingkungan dan pemakaian energi baru terbarukan (EBT).

“Kami masih mengarah kepada peningkatan kapasitas produksi cadangan sumber daya alam. Inilah daya tarik yang dimiliki Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain secara maksimal,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam program ‘Obrolan Malam Fristian’ di BTV, Jumat (25/11/2022).

Menurut Bahlil, investor yang bergerak di sektor hilirisasi akan mencari negara-negara penghasil EBT. Indonesia sendiri terus berupaya melakukan transisi energi dari fosil menuju EBT.

“Mereka (investor) akan mencari negara-negara penghasil EBT dan punya wilayah menangkap CO2-nya dan di Asia Tenggara, Indonesia menguasai 45% lahan,” tutur Bahlil.

Lebih lanjut dia mengatakan, gejolak perekonomian global akan memengaruhi perekonomian domestik pada 2023. Terlebih, kondisi pandemi Covid-19 belum berakhir sepenuhnya dan saat yang sama masih terjadi perang Rusia-Ukraina.

“Sekalipun berbagai lembaga melakukan koreksi terhadap pertumbuhan, tetapi keyakinan saya Indonesia ke depan tidak akan terlalu banyak terkoreksi dari sisi investasi riil di luar sektor keuangan karena investasi yang diurus Kementerian Investasi di luar sektor keuangan dan hulu migas,” jelas Bahlil.

Bahlil menuturkan, untuk mencapai target realisasi investasi 2023 dibutuhkan stabilitas ekonomi maupun politik. Sebab tahun 2023 akan menjadi tahun politik. Dalam hal ini, pemerintah harus menjaga stabilitas agar minat investor untuk menanamkan modal di Indonesia tidak kendur.

“Kalau kita tidak bisa me-manage tahun politik dengan baik, maka ini menjadi tantangan baru. Sebab kecenderungan ketika memasuki tahun politik terjadi wait and see. Saat wait and see, kondisi global tidak terlalu membaik. Perang Rusia-Ukraina masih tetap berjalan dan hati-hati ketika terjadi ketegangan politik antara Taiwan dan Tiongkok,” ujar Bahlil.

Pejuang NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama