Pemerintah Terus Berupaya Kendalikan Inflasi Demi Meredam Dampak Naiknya Harga BBM


 Pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan inflasi baik pusat dan daerah, terutama untuk meredam dari dampak rambatan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 3 September lalu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mengatakan, operasi pasar digelar di berbagai daerah untuk menjaga stabilitas harga pangan dengan koordinasi antara TPIP dan TPID.

“Peran Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah berhasil menjaga inflasi volatile food. Kinerja baik ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Ke depan, tekanan inflasi terkait efek musiman khususnya musim penghujan masih harus diwaspadai bersama,” tutur Febrio dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/11).

Untuk diketahui, data Badan Pusat Ststistik (BPS) terakhir mencatat pada Oktober 2022 terjadi deflasi secara bulanan mencapai 0,11% (MtM) atau inflasi 5,71%(YoY).

Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada September 2022 sebesar 5,95%. Harga pangan hortikultura masih melanjutkan tren menurun di tengah kenaikan harga beras. Sementara, rambatan dampak kenaikan BBM terus mengecil. Secara spasial, inflasi terjadi di 29 kota indeks harga konsumen (IHK).

Secara tahunan (YoY), inflasi volatile food tercatat melambat menjadi 7,2% (yoy) dari September yang mencapai 9,02%. Secara bulanan (MtM), inflasi volatile food, mengalami deflasi sebesar 1,49%.

Melimpahnya stok pangan hortikultura mendorong penurunan harga, seperti pada aneka cabai, produk unggas, dan tomat. Di sisi lain, harga beras mengalami peningkatan dipengaruhi oleh kelangkaan pupuk dan pengaruh cuaca yang mengganggu produksi panen gadu.?

Menurut Febrio, Pemerintah telah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas pangan agar inflasi pangan tetap terkendali.

“Hal ini terbukti memberikan hasil yang positif sehingga penggunaan berbagai anggaran seperti anggaran ketahanan pangan dan anggaran infrastruktur untuk memperlancar penyediaan pangan yang mudah dan terjangkau akan terus diperkuat. Dana Isentif Daerah (DID) yang diberikan kepada pemerintah daerah juga terbukti efektif mendorong daerah untuk lebih bekerja keras lagi dalam pengendalian inflasi di wilayahnya,” kata Dia.

Inflasi inti masih melanjutkan tren naik secara moderat, mencapai 3,3% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,2% (yoy), didorong oleh kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran seperti perumahan, transportasi, pendidikan, dan jasa penyediaan makanan dan minuman/restoran.

“Kenaikan inflasi inti mencerminkan peningkatan permintaan domestik secara keseluruhan sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi,” lanjut Febrio.

Inflasi administered price bergerak stabil pada 13,3% (YoY) didorong oleh dampak lanjutan penyesuaian harga BBM (bensin dan solar) di September.

“Bantuan sosial tambahan berupa bantuan langsung tunai dan bantuan subsidi upah terus disalurkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat,” imbuhnya. 

Pejuang NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama