Pemerintah melaporkan Indonesia telah mendeklarasikan target penurunan emisi dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru.
Indonesia menaikkan target pengurangan emisi dari 29% menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri, dan menjadi 43,2% dengan dukungan internasional dari sebelumnya hanya ditargetkan 40% pada 2030.
Selain itu, net zero emission (NZE) ditetapkan pada 2060 atau lebih cepat dari target awal.
"Indonesia menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% di tahun 2030 mendatang dengan target dukungan internasional sebesar 43,20%," jelas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran resminya, dikutip Rabu (26/10/2022).
Peningkatan target pengurangan emisi karbon yang dideklarasikan pemerintah tersebut, diumumkan di tengah pemerintah juga memutuskan untuk menunda pelaksanaan pajak karbon menjadi 2025.
Airlangga menjelaskan, isu krisis energi harus ditangani tanpa mengorbankan proses transisi energi. Transisi energi harus adil, terjangkau, dan dapat diakses oleh semua orang.
"Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat dan target tersebut tidak boleh tergelincir," jelas Airlangga.
Kendati demikian, Airlangga mengklaim, dengan investasi dan teknologi yang tepat, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghindari kelaparan, anomali cuaca, serta tenggelamnya pulau di Indonesia maupun di Pasifik.
Pemerintah menyadari bahwa energi mendorong perekonomian dan oleh karena itu, transisi energi harus fokus pada pengurangan intensitas karbon dan memberi manfaat bagi setiap rumah tangga.
Peningkatan target pengurangan emisi karbon yang dideklarasikan pemerintah tersebut, diumumkan di tengah pemerintah juga memutuskan untuk menunda pelaksanaan pajak karbon menjadi 2025.
Airlangga menjelaskan, isu krisis energi harus ditangani tanpa mengorbankan proses transisi energi. Transisi energi harus adil, terjangkau, dan dapat diakses oleh semua orang.
"Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat dan target tersebut tidak boleh tergelincir," jelas Airlangga.
Kendati demikian, Airlangga mengklaim, dengan investasi dan teknologi yang tepat, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghindari kelaparan, anomali cuaca, serta tenggelamnya pulau di Indonesia maupun di Pasifik.
Pemerintah menyadari bahwa energi mendorong perekonomian dan oleh karena itu, transisi energi harus fokus pada pengurangan intensitas karbon dan memberi manfaat bagi setiap rumah tangga.