Ganjar Pranowo Dorong Keterlibatan Anak Muda Dalam Blue Carbon Credit


 Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo menegaskan komitmen dalam menjaga lingkungan dengan mengoptimalkan potensi blue carbon credit.

Anak muda dinilai telah aktif terlibat dalam upaya pengurangan blue carbon, meskipun pemerintah belum secara resmi terlibat.

"Ada potensi blue carbon credit, anak muda itu tertarik. Mereka nanya kenapa kita tidak dilibatkan?,” tuturnya, di acara Sarasehan 100 Ekonom 2023, beberapa waktu lalu, Selasa (13/11/2023).


Ganjar menyatakan, potensi blue carbon credit di Indonesia bisa dimanfaatkan lebih baik, dan dia ingin melibatkan anak muda dalam proyek ini.

Ganjar memiliki harapan besar terkait pengelolaan blue carbon di Indonesia. Dia menargetkan bahwa kredit karbon yang dihasilkan dapat dijual ke bursa karbon, baik dalam negeri maupun luar negeri, khususnya dalam konteks kepemimpinan Asean.

“Asean itu bisa kita ambil potensi carbon credit dan carbon tradingnya," lanjutnya.

Dalam visi dan misinya, Ganjar menyoroti potensi Indonesia sebagai negara maritim dengan luas daerah perairan mencapai 77%. Meskipun demikian, kontribusi sektor maritim terhadap GDP baru sekitar 7,6% pada tahun 2001.

Oleh karena itu, Ganjar berharap potensi tersebut dapat dioptimalkan untuk mendukung perekonomian masyarakat, terutama di wilayah pesisir pantai.

Namun, apa sebenarnya Blue Carbon Credit? Mengapa Ganjar Pranowo menilai hal ini penting dan menarik bagi kalangan anak muda? Berikut ini adalah pengertian dari blue carbon credit, Rabu (15/11/2023).


Pengertian Blue Carbon Credit

Blue Carbon Credit merujuk pada karbon yang tersimpan, terserap, atau terlepas dari vegetasi dan sedimen ekosistem pesisir, seperti mangrove, padang lamun, dan rawa pasang surut.

Blue carbon memiliki kemampuan untuk menyimpan karbon hingga jutaan tahun melebihi hutan tropis di daratan.

Data dari Balai Riset dan Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2022) menunjukkan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki potensi sumber daya alam pesisir yang melimpah, termasuk hutan mangrove.

Hutan mangrove di Indonesia mewakili 48% luasan hutan mangrove di dunia, dengan luas mencapai 3,5 juta hektare.

Ekosistem mangrove ini berada di 257 kabupaten/kota dengan 43 dari 70 jenis mangrove di dunia ada di Indonesia. Mangrove Indonesia menyimpan lima kali lipat karbon lebih banyak per hektare dibandingkan hutan tropis dataran tinggi.

Pelestarian ekosistem blue carbon, khususnya hutan mangrove, dianggap sebagai solusi alami terbaik dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Dengan adanya perubahan iklim yang memicu berbagai dampak negatif, dukungan dan kolaborasi antar-stakeholder diharapkan dapat meningkatkan fungsi ekosistem pesisir sebagai penyimpan blue carbon yang berkelanjutan.

Ganjar Pranowo mengajak semua pihak, terutama anak muda, untuk terlibat aktif menjadi kontributor blue carbon credit demi keberlanjutan lingkungan dan perekonomian.

Pejuang NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama