Ganjar Pranowo Bidik Makro Ekonomi Nasional Tumbuh di level 7%

Program unggulan yang diusung Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD diapresiasi. Pasalnya program tersebut menjadi salah satu kekuatan atas pemulihan daya saing ekonomi Indonesia.

Secara garis besar paslon nomor 3 memiliki program terkait dengan perbaikan kualitas regulasi, pemberantasan korupsi secara fundamental, mengembalikan kepercayaan investor atas investasi di Indonesia, hubungan yang lebih bersifat win-win antara usaha besar atau menengah dan usaha kecil.

“Apabila nanti benar dijalankan, bisa menjadi salah satu kekuatan pemulihan daya saing ekonomi Indonesia,” ucap Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management (LM) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto kepada MNC Portal, Sabtu (23/12/2023).


Tercatat, ada 21 program unggulan yang disiapkan Ganjar-Mahfud. Rinciannya, 17 juta lapangan kerja. Satu desa, satu faskes, satu nakes. Uang saku kader Posyandu. 10 juta hunian, punya rumah semudah punya motor.

Sekolah dapat gaji, lulus pasti kerja. Satu keluarga miskin, satu sarjana. Perempuan maju. Buruh naik kelas. Kuliah gratis untuk anak prajurit dan bhayangkara. Mudah berusaha termasuk UMKM dan koperasi. Masjid sejahtera, pengurus masjid terlindungi.

Guru ngaji dan guru agama lain digaji. Pasokan pangan aman, harga enak di kantong. Lansia bahagia, anak cucu gembira. Petani bangga bertani. Di laut kita jaya, nelayan sejahtera.

Kemudian, disabilitas mandiri berprestasi, satu desa satu mobil akses. Internet super cepat gratis dan merata. Bansos pasti lanjut tapi harus tepat sasaran. Sikat KKN. KTP sakti.

Tak hanya itu, Ganjar Pranowo-Mahfud juga membidik makro ekonomi nasional tumbuh di level 7%, angka itu meningkat drastis dari pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang berada di posisi 5 persen.


Terkait hal itu, Toto mencatat perlu program yang mampu menarik minat investor asing masuk ke Indonesia. Di mana, investasi bukan sekedar soal portfolio saja, namun masuk kw sektor ril yang mampu memompa pertumbuhan ekonomi.

“Pertumbuhan ekonomi 7% itu bukan hal mudah. Sejak era ekonomi normal pasca covid, realisasi pertumbuhan ekonomi itu hanya sekitar 5 persen saja. Artinya itu sebagian besar didorong oleh permintaan domestik saja,” paparnya.

Menurutnya, pemerintah selanjutnya harus punya strategi diferensiasi yang membuat Indonesia bisa jauh lebih menarik dibandingkan kompetitor seperti Vietnam atau Thailand.

“Jadi bukan sekedar gagasan normatif, tapi punya strategi diferensiasi yang membuat Indonesia bisa jauh lebih menarik,” tutur Toto.

Pejuang NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama